Rabu, 27 April 2011

Layanan Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa


1. Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
Zakiah Darajat (1985: 24-27) mengemukakan faktor-faktor yang  mempengaruhi penyesuaian diri seseorang adalah sebagai berikut:
a.   Frustasi (Tekanan Perasaan)
Frustasi ialah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan, atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya.
Pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan untuk segera dipenuhi, namun ada kalanya kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi karena adanya halangan tertentu. Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda pemuasan kebutuhannya untuk sementara atau ia dapat menerima frustasi itu untuk sementara sambil menunggu adanya kesempatan yang memungkinkan mencapai keinginannya itu. Tetapi jika orang itu tidak mampu menghadapi frustasi dengan cara yang wajar maka ia akan berusaha mengatasinya dengan cara-cara yang lain tanpa mengindahkan orang dan keadaan sekitarnya atau ia akan berusaha mencari kepuasan dalam khayalan. Apabila rasa tertekan itu sangat berat sehingga tidak dapat diatasinya mungkin akan mengakibatkan gangguan psikologis pada orang tersebut. Keadaan demikian apabila yang bersangkutan memandang faktor ini sebagai sesuatu yang biasa tanpa beban maka frustasi itu tidak terlalu dipandang sebagai sesuatu yang menghambat penyesuaian diri seseorang terhadap keadaan sekitarnya.
b.   Konflik (Pertentangan Batin)
Konflik jiwa atau pertentangan batin adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih yang berlawanan dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang bersamaan.
Konflik dapat terjadi karena dua hal yang sama-sama diinginkan tetapi antara keduanya tidak mungkin dicapai secara bersamaan, selain itu konflik juga terjadi karena dua hal yang pertama diinginkan sedangkan yang kedua tidak disenanginya dan dapat pula terjadi terhadap dua hal yang sama-sama tidak diinginkannya. Keadaan-keadaan seperti ini sangat mempengaruhi penyesuaian diri seseorang karena seseorang dihadapkan pada suatu pilihan yang menyebabkan perasannya selalu terombang-ambing.
c.   Kecemasan
Kecemasan merupakan perwujudan dari berbagai proses emosi yang bercampur baur pada saat orang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan batin.
Rasa cemas dapat timbul karena menyadari akan bahaya yang dapat mengancam dirinya. Cemas dapat juga berupa penyakit yang terlihat dalam beberapa bentuk seperti cemas dalam bentuk takut akan benda-benda seperti darah, orang ramai dan lain-lain. Selain itu, cemas dapat juga timbul karena perasaan berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hati nurani.
Penyesuaian diri terdiri dari dua aspek yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial, namun Hurlock (1999)  tidak membedakan secara tegas ciri-ciri penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik.  Menurut Hurlock, cirri-ciri orang yeng berpenyesuaian baik adalah:
  1. Mampu bersedia menerima tanggung jawab yang sesuai dengan usia.
  2. Berpartisipasi dengan gembira dalam kegiatan yang sesuai untuk tiap tingkat usia dan kemampuan yang dimilikinya, misal kegiatan olah raga, pramuka, PMR dan lain-lain.
  3. Bersedia menerima tanggung jawab yang berhubungan dengan peran mereka dalam hidup, mengadakan komunikasi dengan lingkungan.
  4. Segera menangani masalah yang menuntut penyelesaian masalah, misalnya konflik dalam pribadi.
  5. Senang memecahkan dan mengatasi berbagai hambatan yang mengancam kebahagiaan. Misalnya mengadakan pergaulan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
  6. Mengambil keputusan dengan senang tanpa konflik dan tanpa banyak menerima nasehat. Artinya segala sesuatu yang diputuskan itu benr tanpa mendapat bantuan dari orang lain.
  7. g.   Belajar dari kegagalan dan tidak mencari-cari alasan untuk menjelaskan kegagalan. Anak mampu menilai dari kegagalan untuk dijadikan dasar mengadakan perubahan dalam tindakan berikutnya.
  8. g.   Dapat mengatakan “tidak” dalam situasi yang membahayakan kepentingan sendiri. Hal ini biasanya diucapkan atau dilakukan anak dalam kelompok mereka.
  9. h.   Dapat mengatakan “ya” dalam situasi yang pada akhirnya akan menguntungkan. Pernyataan ini juga dapat dilakukan oleh anak-anak dalam kelompok tertentu.
  10. Dapat menunjukkan kasih sayang secara langsung dengan cara dan takaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan.
  11. Dapat menahan sakit dan frustasi, emosional bila perlu. Pernyataan-pernyataan ini biasanya dilakukan oleh anak dalam pembelaan terhadap kelompoknya maupun pembelaan terhadap pribadi.
  12. Dapat berkompromi bila menghadapi kesulitan. Hal ini menunjukkan anak ada kemampuan untuk menyesuaian diri dalam lingkungannya.
  13. Dapat memusatkan energi pada tujuan yang penting artinya anak lebih  ,elakukan kegiatan-kegiatan yang positif.
  14. Menerima kenyataan bahwa hidup adalah perjuangan yang tak kunjung  terakhir. Ini menuntut anak untuk selalu mengadakan penyesuaian diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan jaman.


2. Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok pada hakekatnya adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Konseling kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok  memberikan dorongan dan motivasi kepada individu untuk membuat perubahan-perubahan dengan memanfaatkan potensi secara maksimal sehingga dapat mewujudkan diri.
Pendekatan ini menitik beratkan pada interaksi antar anggota, anggota dengan pemimipin kelompok dan sebaliknya. Interaksi ini selain berusaha bersama untuk dapat memecahkan masalah juga anggota kelompok dapat belajar untuk mendengarkan secara aktif, melakukan konfrontasi dengan tepat, memperlihatkan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anggota lain.
Kesempatan memberi dan menerima dalam kelompok akan menimbulkan rasa saling menolong, menerima, dan berempathi dengan tulus. Keadaan ini membutuhkan suasana yang positif antar anggota, sehingga mereka akan merasa diterima, dimengerti, dan menambah rasa positif dalam diri mereka.
Dalam konseling kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok para anggota kelompok dapat mengembangkan diri dan memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya. Arah pengembangan diri yang dimaksud terutama adalah dikembangkannya kemampuankemampuian sosial secara umum yang selayaknya dikuasai oleh individu individu yang berkepribadian mantap. Keterampilan berkomunikasi secara efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima, toleran, mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat seiring dengan sikap demokrtis, memiliki rasa tanggung jawab sosial seiring dengan kemandirian yang kuat merupakan arah pengembang pribadi yang dapat dijangkau melalui diaktifkannya dinamika kelompok itu.
Layanan konseling kelompok memberikan kesempatan kepada anggota kelompok berinteraksi antar pribadi yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada layanan konseling individual. Interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama pelaksanaan layanan, diharapkan tujuantujuan layanan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok dapat tercapai secara mantap. Pada kegiatan konseling kelompok setiap individu mendapatkan kesempatan untuk menggali tiap masalah yang dialami anggota. Kelompok dapat juga dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan, menunjukan perhatian terhadap orang lain, dan berbagi pengalaman.
Pendekatan interaksional merupakan pendekatan yang digunakan dalam layanan konseling kelompok. Pendekatan ini menitikberatkan pada interaksi antar anggota, anggota dengan pemimipin kelompok dan sebaliknya. Interaksi ini selain berusaha bersama untuk dapat memecahkan masalah juga anggota kelompok dapat belajar untuk  mendengarkan secara aktif, melakukan konfrontasi dengan tepat, memperlihatkan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anggota lain.
Kesempatan memberi dan menerima dalam kelompok akan menimbulkan rasa saling menolong, menerima, dan berempathi dengan tulus. Keadaan ini membutuhkan suasana yang positif antar anggota, sehingga mereka akan merasa diterima, dimengerti, dan menambah rasa positif dalam diri mereka.
3. Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa
Konseling kelompok merupakan tempat bersosialisasi dengan anggota kelompok dimana masing-masing anggota kelompok akan mamahami dirinya dengan baik. Berdasarkan pemahaman diri itu dia lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya, selain itu dalam layanan konseling kelompok ketika dinamika kelompok sudah dapat tercipta dengan baik ikatan batin yang terjalin antar anggota kelompok akan lebih mempererat hubungan diantara mereka sehingga masing-masing individu akan merasa diterima dan dimengerti oleh orang lain, serta timbul penerimaan terhadap dirinya sendiri.
Keefektifan layanan konseling kelompok telah banyak dibuktikan dalam berbagai penelitian eksperimen, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Atik Siti Maryam dengan judul “ Keefektifan Layanan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh layanan konseling kelompok terhadap kepercayaan diri siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Partono dengan judul “Pengaruh Layanan Konseling Kelompok terhadap Pengembangan Kecerdasan Emosional”. Pada bagian membina hubungan diperoleh data bahwa sebelum mendapatkan layanan konseling kelompok sebesar 74% dan setelah mendapatkan layananan konseling kelompok meningkat menjadi 79% dan pada bagian mengelola emosi diperoleh data bahwa sebelum mendapatkan layanan konseling kelompok sebesar 78% dan setelah mendapatkan layanan konseling kelompok meningkat menjadi 82%.
Konseling kelompok sebagai layanan yang dipandang mempunyai kontribusi yang penting bagi kelompok sangat membantu siswa untuk meningkatkan penyesuaian diri. Corey (1985) menerangkan bahwa konseling kelompok sangat berguna bagi remaja karena memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan, konflik dan merealisasikan bahwa mereka senang berbagi perhatian dalam kelompok. Corey (1985: 9) juga menerangkan bahwa konseling kelompok remaja mempunyai keunikan memberikan kesempatan untuk menjadi instrumen bagi perkembangan pribadi orang lain, karena kesempatan untuk berinteraksi sangat membantu situasi kelompok sehingga para anggotanya dapat menyampaikan apa yang diinginkan dan dapat saling membantu dalam hal pengertian dan penerimaan diri.
Saran
1)    Guru pembimbing hendaknya berusaha memberikan layanan kelompok dengan memanfaatkan jam bimbingan konseling secara efektif untuk membantu memecahkan masalah siswa termasuk meningkatkan penyesuaian diri siswa serta dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat dalam layanan konseling kelompok.
2)    Kepala sekolah perlu memberikan jam khusus minimal 1 jam pelajaran per minggu kepada guru bimbingan konseling agar guru bimbingan konseling dapat melaksanakan program bimbingan yang telah dibuat, baik bimbingan kelompok maupun bimbingan personal

Peran Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Masalah Kesulitan Pemilihan Karir Siswa di Sekolah

A.  Pengertian Bimbingan dan Konseling
Banyak orang yang mengatakan bahwa bimbingan dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Pendapat tersebut dapat dikatakan benar jika ditinjau dari segi bahasa secara umum yaitu memberikan bantuan, namun memberikan bantuan bukanlah berarti bimbingan. Seperti salah satu contohnya adalah seorang guru membantu kesulitan anak dalam menjawab salah satu soal yang sedang dikerjakan siswa. Perlakuan guru tersebut dikatakan memberikan bantuan tetapi bukan merupakan bimbingan. Untuk lebih jelasnya dibawah ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli:
Menurut Slameto bahwa bimbingan adalah:  “Proses memberikan bantuan kepada siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan akan dunia disekitarnya, mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri menghadapi serta memecahkan masalah-masalahnya, semuanya demi tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi kemajuan dan kesejahteraan mentalnya”
Sedangkan Konseling diartikan:
“Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan konseling menempati bidang pelayanan siswa dalam keseluruhan, proses dan kegiatan pendidikan. Pemberian Layanan bimbingan dan konseling kepada siswa agar masing-masing siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri secara optimal. Berikut ini dijekaslan maisng-masing fungsi layanan tersebut:
1. Fungsi Pencegahan
Bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam hal ini layanan yang diberikan berupa bantuan yang bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hal tersebut dapat ditempuh melalui program bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat seperti; kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial, pemilihan karir dan lain sebagainya dapat dihindari oleh siswa.
2. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya. Dengan demikian, adanya kesesuaian antara pribadi siswa dan sekolah sebagai penyesuaian lingkungan
3. Fungsi Perbaikan
Meskipun fungsi pencegahan dan penyesuaian telah dilaksanakan, namun siswa yang bersangkutan masih mungkin mengalami masalah-masalah tertentu . Disinilah fungsi perbaikan dari layanan bimbingan dan konseling diperlukan. Bantuan yang diberikan tergantung pada masalah yang dihadapi, baik dalam jenisnya, sifatnya, maupun bentuknya. Pendekaan yang dilakukan dapat berbentuk layanan individual ataupun kelompok
4. Fungsi pengembangan
Bimbingan dan konseling dapat berfungsi pengembangan artinya, layanan yang diberikan dapat membantu para siswa dalam mengemangkan keseluruhan pribadinya secara lebih terarah dan mantap. Dalam fungsi ini hal-hal yang sudah dipandang bersifat positif dijaga agar tetap baik dan dimantapkan. Dengan demikian dapat diharapkan siswa dapat berkembang secara optimal.
C. Sasaran Bimbingan dan konseling
Pada dasarnya sasaran layanan bimbingan dan konseling di sekolah ialah pribadi siswa secara perseorangan . Ini tidaklah berarti bahwa pelayanan bimbingan dan konseling bersifat individualistis yang mengutamakan kepentingan individu diatas segala-galanya, akan tetapi bimbingan dan konseling memiliki sasaran mengembangkan apa yang terdapat dalam diri tiap-tiap individu secara optimal agar masing–masing individu dapat sebesar-besarnya berguna bagi dirinya sendiri, lingkungannya, dan masyarakat umum.
Lebih khusus lagi, sasaran pembinaan pribadi siswa melalui layanan bimbingan dan konseling meliputi tahap-tahap pengembangan kemampuan-kemampuan:
1. Pengungkapan, pengenalan dan penerimaan diri
Sering kali kemampuan pengungkapan diri tidak serta merta timbul pada diri seseorang, melainkan memerlukan bantuan orang lain, seseorang harus tahu batas-batas kemampuannya sendiri, bakat dan minat dan lain sebagainya. Hasil pengungkapan diri yang objektif merupakan dasar yang sehat untuk mengenal diri sendiri dan menerima kemampuan yang dimilikinya sendiri pula.
2.   Pengenalan lingkungan
Manusia secara kodrati tidaklah mampu menjalankan hidup dengan sendirian melainkan membutuhkan interaksi dengan orang lain, dalam hal ini adalah lingkungan. Individu yang berada dalam lingkup lingkungan menerima keadaan lingkungan dengan apa adanya, tapi bukan juga harus menerima dan tunduk saja, melainkan mampu bersifat positif terhadap lingkungan itu
3.   Pengambilan Keputusan
Setelah adanya pemahaman diri baik kemampuan yang dimiliki maupun tetang kelemahan yang ada dalam diri individu yang terpenting dalam menentukan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling adalah kemampuan individu dalam mengambil keputusan
4.. Perwujudan Diri
Tujuan akhir dari bimbingan adalah perwujudan diri sendiri sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki individu yang dilakukan tanpa adanya paksaan dari pihak laindan sejalan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku didalam masyarakat.
D. Jenis-jenis bimbingan di Sekolah
Ada 7 (tujuh) jenis layanan yang dapat dilakukan oleh setiap guru pembimbing untuk setiap satuan pendidikan atau sekolah. Jenis layanan yang mana yang akan digunakan oleh guru pembimbing dalam bidang-bidang (pribadi, sosial, belajar dan karir) tergantung kepada :
a. Keperluan atau kebutuhan di sekolah
b. Program layanan yang sudah disusun di sekolah
Setiap jenis layanan yang disebutkan memerlukan waktu 2 jam untuk satu kali kegiatan layanan bimbingan. Jenis layanan tersebut antara lain:
1.   Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap siswa (terutama orang tua siswa) memahami lingkungan sekolah yang baru dimasukinya.
2.   Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar kepada siswa (orang tua) menerima dan memahami informasi pendidikan
3.   Layanan penempatan dan penyuluhan yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat, misalnya; penempatan dan penyaluran di dalam kelas; kelompok belajar; jurusan atau program khusus.
4.   Layanan bimbingan dan pembelajaran yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mengembangkan siswa berkenaan dengan sikap kebiasaan belajar yang baik dan cocok.
5.   Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dapat mendapatkan layanan langsung tatap muka dengan pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan masalah
6.   Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan informasi
7.   Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk membahas dan pemecahan maslaah melalui dinamika kelompok yang berbeda
E. Bimbingan Karir bagi siswa
Menurut Ruslan Abdul gani bimbingan karir adalah “uatu proses bantuan layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa atau remaja) agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya dan dapat mengenal dunia kerja merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang diharapkan yang menentukan pilihannya dan mengambil suatu keputusan”
Layanan bimbingan karir merupakan layanan yang diberikan pembimbing kepada klien dalam memecahkan masalah karir yang dihadapi klien. Dibawah ini akan diuaraikan beberapa pendapat tentang bimbingan karir yaitu sebagai berikut:
1.   Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir ( pekerjaan ) untuk memperoleh penyesuaian sebaik-baiknya dengan masa depannya.
2.   Bimbingan karir merupakan proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan dunia kerja itu. Dan pada akhirnya dapat :
a.   Memilih bidang pekerjaan
b.   Menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan
c.   Membina karir dalam bidang tersebut
d.   Bimbingan karir adalah program pendidikan yang merupakan layanan terhadap siswa agar siswa:
-     Mengenal dirinya sendiri
-     Mengenal dunia kerja
-     Dapat memutuskan apa yang diharapkan dari pekerjaan dan
-     Dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang diharapkan
disamping pekerjaan untuk mencari nafkah
3.   Bimbingan karir membantu siswa dalam mengambil keputusan mengenai karir atau pekerjaan utama yang mempengaruhi hidupnya dimasa mendatang
Dari keempat pendapat tersebut diatas mengenai bimbingan karir ini terdapat perbedaan-perbedaan dalam penyampaiannya, namun terdapat persamaan-persamaan mengenai :
  1. Bantuan, layanan, dan cara pendekatan
  2. Individu, seseorang, siswa dan remaja
  3. Masalah karir, penyesuaian diri, persiapan pemahaman diri, dan pengenalan dunia kerja, perencanaan masa depan, bentuk kehidupan yang diharapkan, serta pemilihan keputusan yang diambil oleh individu yang bersangkutan.
F.   Pentingnya Pemilihan Karir bagi siswa
Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan dan menjadi pilihan yang sesuai dengan kemampuan yang miliki namun haruslah ditentukan. Untuk membentukan hal demikian harus didasarkan pada keputusan siswa itu sendiri yang didasarkan pada pemahaman tentang kemampuan dan minat serta pengenalan karir yang ada di masyarakat.
Keberhasilan siswa dalam pemilihan karir yang tepat tidaklah semudah seperti apa yang dibayangkan, agar siswa mempunyai pilihan yang tepat terhadap suatu pilihan karir atau pekerjaan, menurut Hoppock yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi mengemukakan pokok-pokok pikirannya yang terdiri dari sepuluh butir yang kemudian dijadikan tulang punggung dari teorinya. 10 butir tersebut antara lain:
  1. Pekerjaan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan atau untuk memenuhi kebutuhan
  2. Pekerjaan, jabatan atau karir yang dipilih adalah jabatan yang diyakini bahwa jabatan atau karir itu paling tidak memenuhi kebutuhannya
  3. Pekerjaan, jabatan atau karir tertentu dipilih seseorang apabila untuk pertama kali dia menyadari bahwa jabatan itu dapat membantunya dalam memenuhi kebutuhannya
  4. Kebutuhannya yang timbul, mungkin bisa diterima secara intelektual yang diarahkan untuk tujuan tetentu
  5. Pemilihan jabatan/karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang mampu memperkirakan bagaimana sebaiknya jabatan yang akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya
  6. Informasi mengenai jabatan/karir akan membantu dalam pemilihan jabatan/karir yang diinginkan
  7. Informasi mengenai jabatan/ karir akan membantu dalam memilih jabatan/ karir karena informasi tersebut membantunya dalam menentukan apakah pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhannya
  8. Kepuasan dalam pekerjaan tergantung pada tercapai tidaknya pemenuhan kebutuhan seseorang
  9. Kepuasan kerja dapat diperoleh dari suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang/ masa yang akan dating
10. Pemilihan pekerjaan selalu dapat berubah apabila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut lebih baik untuk pemenuhan kebutuhannya.
Dari dasar teori tersebut tidaklah mungkin siswa dapat menentukan karir tanpa bantuan dan bimbingan dari konselor, karena disadari atau tidak untuk dapat memahami kemampuan diri siswa tidaklah mungkin muncul dengan sendirinya, akan tetapi diperlukan bimbingan dan arahan dari konselor.
D. Faktor Yang mempengaruhi Pemilihan Karir
Kesulitan yang dialami siswa dalam memilih dan menentukan karir tidaklah dapat dipungkiri, banyak siswa yang kurang memahami bahwa karir merupakan jalan hidup dalam usaha mengapai kehidupan yang baik dimasa mendatang.
Faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam pemilihan karir antara lain:
1.   Faktor yang ada dalam diri siswa
Diantaranya adalah: tingkat intelegensi, sikap mental,Jenis kelamin, agamam dan minat terhadap suatu karir
2.   Faktor di luar siswa
Diantaranya; tingkat ekonomi keluarga, minat orang tua dan kondisi sosial masyarakat
Dari kedua faktor tersebut diatas merupakan faktor yang mendasar, namun masih banyak lagi faktor yang menyertai kesulitan siswa dalam memilih karir, salah satu faktornya adalah faktor kebutuhan, seperti apa yang disampaikan oleh A.H. Maslow yang dikutip oleh Moh. Surya menyatakan bahwa kebutuhan manusia terdapat lima macam yaitu:
  1. Kebutuhan jasmani yaitu kebutuhan yang erat kaitannya dengan kebutuhan jasmani
  2. Kebutuhan rasa aman yaitu memperoleh rasa aman, bebas dari rasa takut, ketegangan, kelaparan dan kehilangan
  3. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan untuk memiliki dan butuh bantuan dari orang lain misalnya, bergaul, berorganisasi, berkelompok dan saling mengenal
  4. Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yaitu untuk mempertahankan harga dirinya dan kebutuhan untuk dihargai, misalnya memperoleh Penghormatan
  5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yaitu: untuk menampakkan dirinya sebagai seorang pribadi yang khas (berbeda dari orang lain)
E. Upaya Mengatasi Masalah Pemilihan Karir Siswa
Keberhasilan siswa dalam menentukan dan memilih karir amatlah ditentukan dari kemampuan guru pembimbing memberikan gambaran dan memberikan keyakinan kepada siswa tentang kemampuan dan potensi yang dimiliki serta mampu mengarahkan siswa menuju karir yang sesuai dengan kemampuannya tersebut.
Dalam memberikan keyakinan dan munculnya kepercayaan siswa terhadap guru pembimbing setidaknya guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Perlakuan terhadap siswa sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri
  2. Sikap positif dan wajar
  3. Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan
  4. Pemahaman siswa secara empatik
  5. Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu
  6. Penampilan diri secara asli dihadapan siswa
  7. Kekongkritan dalam menyatakan diri
  8. Penerimaan siswa secara apa adanya
  9. Perlakuan siswa secara premisive.Kepekaan terhadap parasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa menyadari dari perasaan itu
  10. Penyesuaian diri terhadap keadaan khusus
Kesadaran bahwa tujuan pengajaran bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa. Jika hal tersebut sudah dilaksanakan oleh guru pembimbing maka tidak akan kesulitan bagi guru pembimbing untuk mengarahkan siswa ketempat yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa tersebut.

oleh : Machfud Herman S

Bisnis Dahsyat tanpa modal Get cash from your website. Sign up as affiliate.