Senin, 30 Agustus 2010

Makna Puasa



Kebetulah dapat info kita berbagi yeee.

Menyelami Kedalaman Makna Puasa

  • Oleh Ibnu Djarir
PUASA adalah suatu jenis ibadat (ritus) pada hampir semua agama. Hanya nama, bentuk, waktu, dan lamanya berbeda-beda. Umumnya puasa merupakan suatu bentuk keprihatinan, menahan makan dan minum, menjauhi suasana bersenang-senang yang berbeda dari suasana berpesta ria.

SGF Brandon dalam bukunya A Dictionary of Comparative Religion menyebutkan beberapa motivasi puasa dalam agama-agama suku, antara lain (1). Menandai persiapan remaja yang memasuki kehidupan beragama; (2 ) Sebagai ungkapan rasa berkabung; (3). Sebagai bentuk pertaubatan. Suatu kepercayaan, bahwa penderitaan dengan menahan diri dari makan dan minum dapat meredam kemarahan dewa, adalah umum dilakukan di dunia.

Menurut ajaran Islam, puasa adalah suatu ibadat menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual pada siang hari dengan menjauhi perbuatan yang tercela. Tujuan puasa dinyatakan dalam Alquran Surah Al-Baqarah Ayat 183 yang artinya,’’ Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang yang bertakwa.’’

Takwa dalam arti luas mencakup pengertian : (1). Takut kepada Allah SWT atas siksa-Nya yang pedih bagi orang yang mengabaikan perintah dan melanggar larangan-Nya; (2). Taat kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya; (3). Cinta kepada Allah SWT, Pencipta alam semesta,Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan selalu taqarrub ( mendekat ) kepada-Nya.

Menurut para pemeluk agama Yahudi, Nabi Musa sebelum menerima wahyu dari Tuhan di Bukit Sinai berpuasa 40 hari , mulai terbit fajar hingga terbit bintang pada senja hari. Menurut keyakinan mereka, orang yang akan menerima wahyu Tuhan harus suci lahir dan batin. Kalau tidak suci, dia tidak dapat berkomunikasi dengan Tuhan, sebab Tuhan Maha Suci.

Umat Kristen menjalankan puasa mulai pagi hingga senja hari, dan dapat diperpanjang hingga paginya lagi dengan membaca doa-doa. Dalam agama Kristen, puasa tidak bersifat wajib tetapi sukarela. Karena dalam agama Kristen terdapat banyak denominasi (aliran), pelaksanaan puasa sangat bervariasi, baik tanggal, pantangan, maupun lamanya.
Pencapaian Kualitas Menurut agama Hindu puasa merupakan bagian dari tapa, yaitu latihan jasmani dan rohani untuk menebus dosa dan meningkatkan daya tahan menghadapi berbagai macam penderitaan. Istilah puasa dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu upawasa, yang artinya menjauhi apa yang terdekat atau apa yang paling disenangi, seperti makan, minum, hubungan seksual dan sebagainya.

Puasa yang terutama dalam agama Hindu adalah pada hari Nyepi, dalam rangka menyambut tahun baru Saka. Waktunya hanya satu malam, dan pada malam itu umat Hindu menjauhi kesenangan secara total, diisi dengan membaca Kitab Weda dan mantera-manetra, menghentikan semua kegiatan yang tidak penting dan tidak menggunakan api (amati geni).

Dalam agama Buddha, ibadat puasa disebut upasota yang dijalankan mulai pukul 12.00 hingga 18.00. Lama puasa terserah pada pribadi masng-masing terkait dengan tingkat keutamaan yang ingin dicapai oleh setiap individu. Upasota dalam agama Buddha bersifat sukarela.

Menurut Encyclopaedia Britannica, di antara agama-agama besar, hanya agama Kong Hu Cu yang tidak mempunyai ajaran tentang puasa sebagaimana agama-agama lain. Bila diselami secara mendalam, ajaran puasa dalam agama-agama itu mempunyai tujuan untuk mencapai kualitas kerohanian tinggi, yaitu kesucian batin yang mendorong timbulnya perilaku terpuji. 

Di Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, persiapan menghadapi bulan Ramadan sungguh luar biasa, berupa persediaan makanan dan minuman untuk berbuka, pakaian Lebaran, dana zakat fitrah, zakat mal, infak, dan sadaqah, menyambut tamu Lebaran, mudik, dan lain-lain. Kegiatan umat Islam menghadapi bulan Ramadan dan Lebaran itu mempunyai efek peningkatan kegiatan ekonomi yang menguntungkan berbagai lapisan masyarakat.

Namun dalam pengamatan kita, kegiatan umat Islam lebih banyak menyangkut aspek fisik atau lahiriah. Adapun fungsi puasa untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, kesucian batin, dan solidaritas sosial tampaknya kurang  berhasil menjadi kenyataan.

Hal ini perlu mendapat perhatian dari para mubalig, ustad, kiai, ulama, guru agama, dosen agama, dan lain-lain agar dalam melaksanakan dakwah dan tarbiyah lebih menekankan tentang fungsionalisasi ibadah puasa. (10)

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/08/10/119961/10/Menyelami-Kedalaman-Makna-Puasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Dahsyat tanpa modal Get cash from your website. Sign up as affiliate.