Jumat, 13 Agustus 2010

Pendampingan Anak Pasca Tsunami

Tsunami
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Anak merupakan generasi masa depan suatu negara dan agama yang membutuhkan perhatian serta pendampingan khusus agar bisa berkembang dengan baik dan sempurna tanpa merasa terbebani dan terhambat perkembangannya. Anak-anak yang tumbuh dalam situasi sulit seperti situasi perang, konflik dan bencana alam biasanya sangat rentan terhadap efek negatif yang berkepanjangan. Hal ini karena anak-anak baik secara langsung maupun tidak langsung biasanya berhubungan dengan kekerasan, kematian, luka, cacat/kehancuran, kelaparan dan kemiskinan, hal ini dapat mengakibatkan terganggunya proses pertumbuhan dan perkembangan si anak dimasa yang akan datang.
Berdasarkan ketetapan UUD 1945 dan UU No. 23 tahun 2002 pasal 1 tentang perlindungan anak serta konvensi hak anak (KHA) yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Kepres No. 35/1990, menyatakan bahwa anak adalah mereka yang berumur antara 0-18 tahun.
Masa anak-anak terbagi dalam beberapa fase perkembangan sesuai dengan klasifikasi umur, antara lain (1) 0-3 tahun (masa Bayi) (2) Anak yang berumur 4-7 tahun (masa kanak-kanak) (3) Anak berumur 8-11 tahun (masa puberitas) dan (4) anak umur 12-18 tahun (masa remaja) (Ana Lisdiana, 2004:6-8).
            Pada tanggal 26 Desember 2004 gempa bumi yang disusul oleh gelombang tsunami yang melanda dunia pada umumnya dan termasuk negara Indonesia, khususnya Nanggroe Aceh Darussalam telah mengakibatkan korban jiwa yang begitu banyak lebih kurang 200.000 jiwa lebih (Serambi Indonesia edisi 23 Pebruari 2005).
“Tsunami bisa terjadi apabila adanya gempa yang berasal dari dasar laut yang kedalamannya kurang lebih 60 Km, dan jika getaran gempa melebihi 6,0 Skala Richter (SR) sehingga menimbulkan patahan naik pada lempengan benua di dasar laut. Tsunami juga tidak selalu disebabkan oleh gempa tetapi juga dapat terjadi karena letusan gunung api atau longsoran yang terjadi di dasar laut” (Alumni Perguruan UNJ,UIN Syarif Hidayatullah, Atmajaya. IAIN Ar-Raniry dan Unsyiah 5-6)

Mereka yang selamat dari musibah tersebut banyak kehilangan harta benda, tempat tinggal, serta mereka juga kehilangan keluarga, sanak famili, orang yang dicintai, bahkan anak-anak banyak yang terpisah dari orang tuanya disaat mereka menyelamatkan diri dari musibah tersebut. Seharusnya anak-anak dalam perspektif psiko-fisik, mereka harus melakukan berbagai aktifitas berdasarkan pertumbuhan dan perkembangannya. Namun hal ini tidak berhasil dicapai oleh anak-anak yang dilanda musibah tsunami di NAD.
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 20 juni 2005 di data base lembaga Children Center Muhammadiyah PW NAD, bahwa terdapat 1.352 orang anak yang terpisah dengan orang tua (ayah dan ibu) yang tersebar di seluruh Provinsi NAD dan bahkan di luar daerah NAD. Lebih lanjut, para relawan/pekerja sosial Children Center Muhammadiyah PW NAD menyatakan bahwa banyak anak-anak tersebut mengalami kerentanan pertumbuhan, penyesuaian diri dan pendidikannya.
Untuk itu sangatlah penting memberi dukungan bagi anak-anak yang terpisah dengan orang tua dan tinggal dalam situasi sulit, supaya mereka bisa menyadari bahwa ia berharga dan punya harapan masa depan yang lebih cerah serta mereka merasakan masih ada yang peduli dan menyayangi mereka. Hal  ini tidaklah mudah karena anak-anak sangat rentan terhadap gangguan psikologis yang dapat merubah tingkah laku anak seperti: emosi, pandangan, ingatan, pikiran, pengalaman, kemampuan belajar, serta pengertian diri. Selain gangguan psikologis dan biologis juga mengalami berbagai perubahan pada lingkungan sosial dimana anak berada.
            Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa banyak anak-anak terpisah dengan orang tua di provinsi NAD pasca Gempa dan Tsunami dan mengalami berbagai problema psikologis yang perlu mendapatkan pelayanan secara kritis dan kontinu guna terciptanya anak-anak yang tumbuh-kembang secara wajar, karena pada umumnya anak-anak mengalami berbagai macam gangguan perkembangan, baik dari segi fisik dan pada khususnya psikologis anak. Seperti: mengalami gangguan penyesuaian diri, hilangnya kasih sayang orang tua terhadap anak, menurunnya motivasi belajar serta hilangnya kesempatan eksplorasi diri dan hilangnya rasa aman.
            Selama ini diketahui ada sejumlah lembaga, yayasan atau organisasi lainnya yang telah memberikan perhatian bagi anak-anak korban tsunami antara lain, Save The Children, Child Fund, IRC, PMI, Lost Children Operation (LCO), PUSAKA, KPP dan Dinsos. Mereka sudah bekerja selama ini dengan berbagai pola dan strateginya masing-masing. Apakah yang mereka lakukan telah memenuhi dan tepat sasaran.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa terpanggil untuk meneliti lebih jauh tentang upaya yang dilakukan Children Center Muhammmadiyah PW NAD dalam membantu dan mendampingi anak-anak korban pasca gempa dan tsunami di NAD, dengan menggangkat sebuah judul penelitian “Upaya Pendampingan Anak Terpisah Dengan Orang Tua Pasca Gempa Dan Tsunami” (Suatu Penelitian pada Children Center KMPA Muhammadiyah  PW  NAD).

1.2. Rumusan Masalah.
            Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Permasalahan apa saja yang dialami anak-anak terpisah dengan orang tua pasca tsunami di NAD?
  2. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan Children Center Muhammmadiyah PW NAD dalam mendampingi anak-anak terpisah dengan orang tua pasca tsunami di NAD?

1.3. Tujuan Penelitian.
            Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
  1. Untuk mengetahui permasalahan psikologis, sosiologis dan biologis pada anak-anak terpisah dengan orang tua pasca tsunami di NAD.
  2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan Children Center Muhammadiyah PW NAD dalam mendampingi anak-anak terpisah dengan orang tua pasca tsunami di NAD.
  3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses menjalankan upaya pendampingan
1.4. Anggapan Dasar
            Anggapan dasar merupakan suatu asumsi kebenaran yang diterima penulis. Adapun yang menjadi anggapan dasar dalam hal ini adalah musibah bencana alam (gempa dan tsunami) dapat  berdampak buruk pada perkembangan anak-anak.
Upaya pendampingan merupakan usaha yang dilakukann oleh relawan/pekerja sosial dalam usaha pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan oleh anak terpisah pasca gempa tsunami baik kebutuhan biologis, psikologis serta sosiologis

1.5. Pertanyaan Penelitian
            Mengingat penelitian ini mengkaji satu variabel, maka tidak  menggunakan suatu hipotesis melainkan pertanyaan penelitian. Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
  1. Apa saja permasalahan psikologis, sosiologis dan biologis yang dialami anak-anak terpisah dengan orang tua pasca tsunami di NAD?
  2. Upaya apa yang dilakukan Children Center Muhammadiyah PW NAD dalam mendampingi anak-anak terpisah dengan orang tua pasca tsunami di NAD.


1.6. Defenisi Operasional
            Agar supaya dalam penelitian ini tidak terjadi kesalah pahaman, maka dirasa perlu untuk membuat suatu batasan operasional penelitian. Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.            Anak yang terpisah atau kehilangan orang tua serta keluarga terdekat yang sah menurut hukum adat adalah mereka berusia 0-18 tahun yang mengalami ekses gempa dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 di NAD.
2.            Pendampingan adalah usaha pemberian pelayanan/bantuan serta pemenuhan kebutuhan (1) kebutuhan psikologis, (2) Kebutuhan biologis dan (3) Kebutuhan sosiologis yang dilakukan oleh relawan Children Center Muhammadiyah PW NAD pada anak terpisah dengan orang tua pasca tsunami.

1.7. Manfaat Penelitian
            Adapun  yang menjadi manfaat dari hasil penelitian ini  adalah:
a. Manfaat teoritis:
1.         Menambah bahan, gambaran serta sebagai perbandingan dalam membuat suatu penelitian lebih lanjut.
2.         Penelitian ini juga berusaha mengembangkan teknik-teknik bimbingan bagi anak yang mengalami situasi sulit.


b. Manfaat praktis :
  1. Diharapkan bisa menambah wawasan dan perbandingan bagi mahasiswa bimbingan konseling dalam memahami dan melakukan upaya pendampingan anak terpsah dengan orang tua.
  2. Bagi relawan/pekerja sosial Children Center Muhammadiyah PW NAD hasil penelitian ini sebagai masukan untuk mengembangkan usaha-usaha pendampingan psikologis yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan anak di lapangan
  3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan program untuk lebih memperhatikan  keadaan anak-anak terpisah dengan orang tua ekses bencana alam kedepan.
  4. Kepada Pemerintah diharapkan untuk lebih memperhatikan anak-anak korban gempa dan tsunami pada khususnya di NAD, semoga kedepan dapat memberikan bantuan dan jaminan hari depan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Dahsyat tanpa modal Get cash from your website. Sign up as affiliate.